Selamat membaca. . .
KETERAMPILAN
BERBICARA
A. Hakekat Berbicara
Menurut
Tarigan (1989), berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata / lambang bunyi untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Berbicara
dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut
dapat dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud 1985:7). Berbicara merupakan bentuk
perilaku manusia yang memanfaatkan beberapa
factor, antara lain :
1.
Faktor fisik
yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa.
2.
Faktor psikologis yaitu stabilitas emosi sangat
berpengaruh terhadap keutuhan bahan pembicaraan.
3.
Faktor
neurologis yaitu jaringan saraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut,
telinga serta organ tubuh lainnya dalam aktivitas berbicara.
4.
Faktor semantik yang
berhubungan dengan makna dan faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur
bahasa dalam berbicara.
B. Perbedaan ragam lisan dan ragam tulis
Ragam lisan dimiliki
oleh masyarakat bahasa sedangkan ragam tulis tidak mesti dimiliki oleh masyrakat
bahasa.
Perbedaannya ada 2 macam :
1.
Berhubungan dengan
peristiwanya
a.
Jika digunakan ragam tulis,
partisipasi tidak saling berhadapan akibatnya bahasa yang digunakan harus dan jelas sebab sarana
pendukung tidak
digunakan dalam
ragam tulis (isyarat, pandangan, anggukkan) .
b.
Pada
ragam tulis, fungsi
subyek, predikat dan obyek harus nyata.
c.
Pada ragam lisan partisipasi
pada umumnya bertatap muka sehingga kelengkapan fungsi tersebut kadang
terabaikan.
2.
Berkaitan dengan upaya
yang digunakan dalam ragam lisan perlu diketahui tentang tinggi rendah,
panjang-pendek, dan intonasi kalimat. Semua
tidak terlambang dalam tata tulis maupun ejaan. Pembicara dapat memberikan
tekanan memberikan jeda pada bagian tertentu agar maksud ujaran / ucapannya
dapat dipahami.
C. Elemen Dasar Berbicara
Elemen tersebut
adalah :
1.
Sumber, pembicara berupa
sumber, jika isi pembicaraan tersebut berasal dari hati nurani pembicara itu
sendiri.
2.
Pesan, maksud yang
terkandung di dalam kode yang telah disampaikan pembicara. Berupa kode-kode verbal maupun kode non verbal.
3.
Saluran, kondisi yang
menghubungkan antara pembicara dengan lawan bicara. Saluran dapat berupa :
media fisik maupun non fisik (hardware maupun software)
4.
Penerimaan, pemahaman terhadap kode yang terkandung dalam pembicaraan. Pemahaman kode adalah :
a.
Penanggapan bunyi ujaran
/ ucapan
b.
Pemahaman maksud gerak
anggota badan dan mimik
c.
Penafsiran isi
pembicaraan
Penerimaan dianggap
baik jika antara pembicara dan lawan bicara tidak mengalami salah komunikasi/salah paham.
D. Sikap Mental Pembicara
Adalah unsur kejiwaan pembicara yang
mempengaruhi baik buruknya kegiatan berbicara. Unsur tersebut antara lain :
a.
Rasa komunikasi, Pemilihan rasa
akrab dengan orang lain yang tumbuh dari adanya kemampuan menyesuaikan diri
serta daya ingat terhadap bahan pembicaraan. Unsur rasa komunikasi adalah :
1. Rasa
keakraban.
2. Kemampuan
menyesuaikan diri.
3. Sikap tahu diri.
4. Daya ingat yang baik.
b.
Rasa humor, adalah
penumbuhan suasana segar dalam berbicara yang timbul karena kecerdasan akal
kelucuan rasa simpatik dan toleransi terhadap lawan bicara. Manfaat humor
adalah :
1.
Menumbuhkan suasan segar
dalam bicara.
2.
Membuat pendengar tidak
cepat bosan.
3.
Mengurangi /
menghilangkan kelelahan.
4.
Menumbuhkan rasa akrab
antara pembicara dengan pendengar
c.
Rasa kepemimpinan, adalah rasa
percaya diri dari pembicara bahwa dirinya mampu menguasai dan menjalin suasana
akrab dengan pendengarnya, sehingga ia mampu menyampaikan gagasan-gagasan
secara tepat dan menarik. Unsur-unsur yang berperan meliputi :
1.
Rasa percaya diri.
2.
Keterlibatan batin
dengan pendengarnya.
3.
Mampu mengatur dan
menguasai diri.
4.
Rasa hormat dan rasa
memiliki seperti diri sendiri.
d.
Rasa percaya diri,
adalah rasa kepercayaan pada diri sendiri yang membebaskan pembicara dari
perasaan was-was. Unsur-unsur yang berperan adalah
:
1.
Kesadaran bahwa manusia
ada dalam kesamaan dan perbedaan.
2.
Setiap orang tentu
memiliki kelemahan dan kelebihan.
3.
Menjauh dari rasa rendah
diri.
4.
Menyayangi diri sendiri
seperti rasa sayang yang diberikan pada orang lain.
5.
Membentuk pandangan
serta tujuan hidup yang pasti.
E. Tujuan berbicara
Pembicara perlu memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan terhadap para pendengar, baik secara umum maupun perorangan. Tujuan lain berbicara adalah :
1.
Memberitahu / melaporkan
(to inform).
2.
Menjamu / menghibur (to
entertain).
3.
Membujuk / mengajak /
meyakinkan (to persuade).
F. Prinsip dasar berbicara
a.
Membutuhkan paling
sedikti dua orang.
b.
Mempergunakan suatu
sandi linguistik.
c.
Memerima / mengakui
suatu daerah referensi umum.
d.
Merupakan suatu
pertukaran antara partisipan.
e.
Menghubungkan setiap
pembicara dengan lainnya dengan segera.
f.
Berhubungan atau
berkaitan dengan masa kini.
g. Hanya melibatkan
perlengkapan yang berhubungan dengan suara / bunyi bahasa dan pendengaran.
h.
Tidak pandang bulu
menghadapi apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil.
G. Hubungan
Keterampilan Berbicara
dengan
Keterampilan Bahasa Yang Lain
Berbicara
sebagai keterampilan berbahasa berhubungan dengan keterampilan yang lain. Secara garis besar hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Berbicara dan menyimak
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat langsung.
2.
Berbicara dipelajari
melalui keterampilan menyimak.
3.
Peningkatan keterampilan
menyimak akan meningkatkan keterampilan berbicara.
4.
Bunyi dan suara
merupakan faktor penting dalam keterampilan berbicara dan menyimak.
5.
Berbicara diperoleh
sebelum pemerolehan kemampuan membaca.
6.
Pembelajaran membaca
pada tingkat lanjut akan membantu pada keterampilan berbicara.
7.
Keterampilan berbicara
diperoleh sebelum pembelajaran menulis.
8.
Berbicara cenderung
kurang terstruktur dibandingkan dengan menulis.
9.
Pembuatan catatan, bagan
dan sejenisnya dapat membantu keterampilan berbicara.
10.
Performansi menulis dan
berbicara berbeda meskipun keduanya sama-sama bersifat
produktif.
H. Bentuk berbicara
Bentuk
berbicara dibagi dua :
1. Berbicara
terapan / fungsional (the speech art).
2. Pengetahuan
dasar berbicara.
- Berbicara sebagai seni menekankan
penerapannya sebagai alat komunikasi dalam
masyarakat, yaitu:
a. Berbicara di muka umum.
b. Diskusi kelompok.
c. Debat.
- Berbicara sebagai ilmu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan
:
a.
Mekanisme berbicara dan
mendengar.
b.
Latihan dasar tentang
ujaran dan suara.
c.
Bunyi bahasa.
d.
Patologi ujaran.
Konsep dasar pendidikan berbicara mencakup 3
kategori antara lain :
1.
Hal-hal yang berkenaan
dengan hakekat atau sifat-sifat dasar ujaran.
2.
Hal-hal yang berhubungan
dengan proses intelektual yang diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan
berbicara.
3.
Hal-hal yang memudahkan
seseorang untuk mencapai keterampilan berbicara.
===========================================
= Materi By : =
= Drs. Harry Poerwanto, S.Pd., M.Pd =
================================
= Editing By : =
= Sulung Bayu Prasetyo (Bay
RyūTarō) =
= Teguh Bayu Mantra =
==========================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar