Halaman

Sabtu, 26 Januari 2013

Analisis Rendahnya Kualitas Pendidikan dan Solusinya (Landasan Pendidikan)



Rendahnya Kualitas Pendidikan

 

A. Kualitas Pendidikan di Indonesia
Kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Banyak orang yang menjadi guru dengan alasan tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana, hal ini menyebabkan tidak berkualitasnya guru sebab tidak menguasai kompetensinya. Jika fenomena ini berkelanjutan, pendidikan di Indonesia akan hancur.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor penyebab terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak dapat belajar secara normal, antara lain guru dan sekolah.

  
B. Faktor – Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan
             1.  Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
            Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
            Selama ini banyak yang beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja. Tidak peduli bagaimana hasil dari pembelajaran formal tersebut. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah.

2.  Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Konsep efisiensi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Efisiensi teknologis diterapkan dalam pencapaian kuantitas keluaran secara fisik sesuai dengan ukuran hasil yang sudah ditetapkan. Dan efisiensi ekonomis tercipta jika ukuran nilai kepuasan atau harga sudah diterapkan terhadap keluaran.
Dari segi ekonomis sudah dapat kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia masih tergolong mahal, sedangkan dari segi teknologis salah satunya adalah efisiensi waktu pengajaran. Dapat kita lihat bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia relative lebih lama jika dibandingkan negara lain. Sebenarnya pendidikan yang lama tersebut tidaklah efektif. Salah satu penyebabnya adalah jumlah jam pertemuan tatap muka tidak diimbangi dengan mutu pengajar. Kurangnya mutu pengajar disebabkan oleh pengajar yang mengajar tidak pada kompetensinya.
3.  Standarisasi Pendidikan Di Indonesia
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tentu tidak hanya sebatas beberapa di atas. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita. salah satunya standarisasi pendidikan, jika dibanding negara lain standarisasi pendidikan di Indonesia masih sangat rendah.


C. Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan           
Pertama, perlunya dilakukan ‘UN’ guru sebagai langkah pemetaan terhadap kompetensi guru secara nasional.
Kedua, perlunya kebijakan persebaran guru berkualitas agar tidak menyebabkan kesenjangan kualitas pendidikan antara urban schools dengan rural schools.
          Ketiga, sebagai jangka panjang, perlu dilakukan strategi untuk mencari bibit unggul dalam profesi keguruan.
          Keempat, pemerintah perlu melakukan restrukturisasi menyeluruh terhadap lembaga-lembaga keguruan di tanah air, terutama dari segi rekruitmen mahasiswanya, sehingga jaminan kualitasnya semakin unggul dan bisa dipertanggungjawabkan.


  • Inti Masalah

Jika dilihat sebenarnya inti masalah dari pendidikan di Indonesia adalah  :
Kualitas pengajar yang masih rendah. Pengajar yang professional menjadikan pendidikan atau proses pembelajaran yang berkualitas, sehingga sumber manusia yang dihasilkan dari lulusan sekolah juga berkualitas dan nantinya bisa bersaing di era globalisasi. Tapi sekarang ini banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain, hal ini menyebabkan orang tersebut tidak mempunyai bekal yang cukup dan kurang profesional jika dibanding orang yang benar-benar mendedikasikan dirinya menjadi guru.
Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana itu tidak harus berupa berbagai peralatan yang canggih, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan yang memungkinkan untuk diwujudkan. Terutama untuk daerah-daerah tertinggal, Peserta didik di daerah ini tidak mendapatkan sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang proses pendidikan yang layak.
Efektifitas. Selama ini pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja. Tidak peduli bagaimana hasil dari pembelajaran formal tersebut. Hal ini jugalah yang menyebabkan efektifitas pendidikan di Indonesia rendah. Sebab dengan anggapan tersebut peserta didik jadi tidak sepenuhnya mengikuti proses pembelajaran.   
Efisiensi. Jumlah pertemuan pendidikan tatap muka di Indonesia tidak sebanding dengan mutu pengajar yang menyebabkan tidak efisiennya waktu pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia.
Standarisasi. Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat masih sangatlah rendah. Hal ini terbukti dari kualitas keluaran yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain.
Kesadaran masyarakat. Jika pemerintah sudah mencoba segala cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia tapi belum ada kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan itu sendiri maka usaha peningkatan kualitas pendidikan tidak akan dapat terlaksana.


  • Analisis
a.     Permasalahan
Jika diamati masalah yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia adalah :
  1. Kualitas pengajar. Dari segi kualitas pengajar pendidikan di Indonesia masih rendah, apalagi dengan banyaknya tenaga pengajar yang kurang kompeten.
  2. Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia masih sangatlah rendah, apalagi pada daerah-daerah tertinggal.  
  3. Efektifitas. Banyaknya anggapan yang mengatakan bahwa pendidikan formal hanya sebagai formalitas jugalah yang menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.
  4. Efisiensi. Efisiensi waktu dan biaya pendidikan di Indonesia masih rendah, terutama efisiensi biaya yang menyebabkan banyaknya peserta didik putus sekolah.
  5. Standarisasi. Kualitas keluaran yang masih rendah menggambarkan masih rendahnya standarisasi pendidikan di Indonesia ini.
  6. Kesadaran masyarakat. Banyaknya masyarakat yang hanya menganggap pendidikan hanyalah sebagai formalitas dan agar dipandang dalam lingkungan masyarakat telah memudarkan fungsi pendidikan sendiri sebagai media penyalur ilmu.
  7. Penyebaran tenaga pengajar. Penyebaran tenaga pengajar yang masih belum merata menyebabkan kesenjangan pendidikan yang sangat terasa.
b.     Solusi
1.    Pemerintah harus melakukan UN bagi pengajar untuk menyeleksi pengajar-pengajar yang benar-benar kompeten sebelum di terjunkan langsung ke dunia pendidikan. Karena keberhasilan pendidikan di Indonesia ini juga dipengaruhi oleh mutu pengajar.
2.    Perlunya pembagian penyebaran pengajar yang profesional secara merata agar tidak terjadi kesenjangan kualitas pendidikan antara urban schools dan rural schools. Karena banyak bukti yang membuktikan bahwa kualitas sekolah di Indonesia tidak merata yang menyebabkan tidak meratanya juga kualitas lulusannya.
3.    Pemerintah harus mulai memilih bibit-bibit unggul sebagai tenaga pengajar untuk jangka panjang. Karena jika disiapkan sejak lama maka bibit-bibit yang telah disiapkan ini dapat benar-benar diandalkan dalam jangka panjang.
4.    Pemerintah perlu melakukan restrukturisasi menyeluruh terhadap lembaga-lembaga keguruan di tanah air, terutama dari segi rekruitmen mahasiswanya, sehingga jaminan kualitasnya semakin unggul dan bisa dipertanggungjawabkan. Jika kualitas rekruitmennya saja buruk maka calon tenaga pengajar yang sudah disiapkan ini tidak pantas untuk di terjunkan di dunia kerja.
5.    Pemerintah perlu meningkatkan kualitas standar pendidikan dengan meningkatkan kualitas kurikulum yang ada di Indonesia ini agar standar pendidikan kita dapat bersanding dengan standar pendidikan negara-negara maju.
6.    Perlunya juga kesadaran dari peserta didik agar tercapainya pendidikan yang efektif yang akan membantu lebih meningkatkannya kualitas pendidikan di Indonesia.
7.    Pemerintah perlu memperbaiki sarana prasarana yang rusak dan menambahnya bagi daerah-daerah yang kekurangan agar proses pendidikan dapat dilaksanakan selayaknya dan mencapai hasil yang ditargetkan.
8.    Ditingkatkannya bantuan biaya dari pemerintah bagi peserta didik yang kurang mampu agar dapat terus melanjutkan pendidikan, sebab sudah tercatat bahwa banyak anak-anak di negeri ini yang harus putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan.
9.    Mengubah model pendidikan tatap muka yang lama dengan yang lebih sedikit tapi berkualitas agar lebih efisien dan agar peserta didik dapat mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tentu tidak hanya sebatas beberapa di atas. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita. Tentunya hal seperti itu dapat kita temukan jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya. Dan semoga jika kita mengetahui akar permasalahannya, kita dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia sehingga pendidikan di Indonesia ini bisa menjadi lebih baik.





===========================================
= Materi By :                                                   =
=       Wawan Krismanto M.Pd                      =
================================
=   Editing By :                                                     =
=                                                                         =
=      Sulung Bayu Prasetyo (Bay RyūTarō)           =
=                                                                         =             
==========================    





Meningkatkan Kemampuan Membaca SD



Nah kali ini adalah materi terakhir Bahasa Indonesia SD, Bab kali ini membahasa tentang Meningkatkan Kemampuan Membaca.
Selamat mambaca. . .

Meningkatkan Kemampuan Membaca

A.    Hakikat meningkatkan kemampuan membaca
          Semua orang tak pernah lepas dari kegiatan membaca sebagai seorang pelajar / mahasiswa. Pekerjaan maupun tugas anda sehari-hari adalah bergelut dengan buku-buku artinya tidak lepas dari kegiatan membaca dan membaca terus.Sebagai seorang pemburu ilmu,  buku sumber ilmu yang paling utama.
            Sebagi seorang yang setiap hari membaca, sadarkah kita tentang kemampuan dalam proses membaca.Ada beberapa kiat yang perlu diperhatikan agar kita menjadi pembaca yang baik. Bila anda seorang pembaca yang baik, maka anda membaca dengan kecepatan tinggi dan memahami apa yang anda baca dengan baik pula artinya anda memiliki kebiasaan atau kemampuan membaca.
  1. Membaca dengan tujuan yang jelas.
            Pada kesempatan membaca buku anda telah merumuskan tujuan membaca dengan jelas.
Misal : memahami isi buku, memahami kerangka gagasan utama, memperoleh informasi dsb.

2. Hanya membaca pada satuan-satuan pikiran.
       Pembaca yang baik hanya melihat satuan pikiran demi satuan pikiran yang ada dalam kalimat paragraf : kemudian menghubungkan setiap pikiran menjadi gagasan yang utuh.
3. Kecepatan membaca bervariasi.
            Penerapan kecepatan membaca berubah-ubah tergantung pada tujuan dan bahan bacaan.

4. Bersikap kritis.
            Tidak  begitu saja percaya pada apa yang dibacanya.
5. Jenis bacaan yang dibaca setiap hari bervariasi.
 Membaca apa saja sesuai dengan bidangnya.

6. Kaya dengan kosa kata.
            Kosa kata merupakan modal utama membaca dan membaca berikutnya.
7. Membaca sebagai kebutuhan.
       Setiap hari harus selalu terbiasa membaca sehingga setiap ada kesempatan gunakan untuk membaca.

8. Efisien dalam membaca.
            Mampu memilih aspek tertentu saja dari bacaan sesuai dengan tujuan membaca.
9. Membaca dengan kecepatan tinggi.
            Berkisar antara 325-450 kata permenit / lebih.

10. Ketika membaca secara fisik diam.
            Tidak bersuara / bergumam.
B.     Ciri-ciri pembaca yang baik
  1. Tujuan membacanya jelas.
  2. Yang dibaca adalah satuan pikiran kalimat.
  3. Kecepatan membaca yang diterapkan bervariasi.
  4. Kritis
  5. Bacaan yang dibaca bervariasi.
  6. Kaya kosa kata.
  7. Tahu cara membaca yang baik.

C.    Hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan membaca
  1. Menyadari adanya berbagai variasi tujuan membaca yang berbeda dari kegiatan membaca yang satu dengan kegiatan membaca yang lain.
  2. Selalu merumusakan secara jelas setiap kegiatan membaca, minimal tahu apa yang akan diperoleh dari bacaan.
  3. Perlunya mengembangkan berbagai strategi membaca selaras dengan tujuan membaca.
  4. Perlunya latihan membaca dengan berbagai variasi tujuan membaca.
  5. Menyadari bahwa seseorang yang mempunyai daya baca tinggi akan mampu memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi, sejalan dengan tujuan membaca yang ingin dicapainya.

D.    Meningkatkan kecepatan membaca
  1. Biasakan membaca pada kelompok-kelompok kata.
       Hindari membaca kata demi kata. Ubahlah cara membaca dengan melihat satuan kalimat yang lebih tinggi dari kata. Misal : lihat fraze demi fraze Dengan demikian kita memperkecil jumlah aspek bacaan yang perlu dilihat.
  1. Jangan mengulanng-ulang kalimat yang telah dibaca.
       Kebiasaan ini yang sering menghambat kecepatan membaca, akibatnya tidak dapat memahami kata, fraze atau kalimat yang baru dibaca.Kebiasaan mengulang akan memboroskan waktu.
  1. Jangan selalu berhenti lama di awal baris / kalimat.
       Hal ini akan memutuskan hubungan makna antar kalimat / antar paragraf. Berhentilah agak lama di akhir bab, atau sub bab atau bila ada judul baru.
  1. Cari kata kunci yang menjadi awal dan adanya gagasan utama sebuah kalimat.
  2.  Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misal : yang, di, dari, pada, dsb.
Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom kecil (di surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horisontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata itu ke bawah terus.
E.       Hal yang menghambat kecepatan membaca
  1. Menyuarakan apa yang dibaca.
  2. Membaca kata demi kata
  3. Membantu melihat / menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil / ujung jari).
  4. Menggerak-gerakkan kaki / anggota tubuh yang lain.
  5. Konsentrasi berpikir terpecah dengan hal-hal lain di luar bacaan.
  6. Bergumam-gumam / bersenandung.
  7. Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat.
  8. Kebiasaan mengulang-ulang unit-unti bacaan yang telah dibaca.
F.     Saran dalam meningkatkan kecepatan membaca
  1. Memahami hakekat membaca.
  2. Mengetahui cara mengukur kecepatan membaca.
  3. Mampu mengukur tingkat pemahaman terhadap bacaan.
  4. Mengetahui dan menerapkan metode dan teknik pengembangan kecepatan membaca.
  5. Mengetahui fakta-fakta yang secara tak sadar menghambat kecepatan membaca, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
  6. Mengetahui bermacam-macam variasi kecepatan membaca sesuai dengan variasi tujuan membaca.
  7. Mampu memilih aspek tertentu saja yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai dengan tujuan membaca.
  8. Menganggap kegiatan membaca sebagai kebutuhan.
  9. Selalu membaca pada berbagai jenis bacaan, dengan rasa butuh yang sangat tinggi (desakan untuk membaca).



===========================================
= Materi By :                                                  =
=       Drs. Harry Poerwanto, S.Pd., M.Pd   =
================================
=   Editing By :                                                   =
=          Sulung Bayu Prasetyo (Bay RyūTarō)    =
=          Teguh Bayu Mantra                               =             
==========================